Rumahku
rumahku beratap hijau menjulang langit
kudirikan ketika senjakala
di halaman ada kolam bercahaya emas
sesekali bermandikan deburan ombak di tepian
rumahku tak semegah istana
cukup satu pintu untukmu sang surya
di sana aku bercumbu, berbulan madu
berbini dan beranak pinak
di waktu pagi aku terbang entah ke mana
berharap semesta mekar serupa mawar
aku tersesat tak dapat jalan
terlalu jauh aku berpijak dari halaman rumahku
di kala petang kurebahkan selimut kasih
menjaga dari kabut yang menusuk hingga maut
rasanya tak lama lagi, tapi ia datang
memberi salam kepada dunia
Oleh : Naeron Aryaf R
Purwokerto, Maret 2013